Loading...

Wah Keren Nih!!!! Inilah Cara Mendeteksi Penyakit Yang Ada Dalam Tubuh Lakukan Cara Mudah Ini Untuk Mengetahuinya!! Share Ya

Sponsored Links
Loading...
Loading...

Nadi muncul disebabkan jantung mendorong darah di dalam nadi, karenanya gerakan nadi terkait langsung dengan jantung serta terkait dengan organ-organ yang lain, seperti paru-paru, limpa, lambng, hati dan ginjal. Perubahan yang berlangsung pada badan akan punya pengaruh pada perubahan denyut nadi sekaligus memberi deskripsi pada keadaan tubuh serta kelainan yang terjadi. Nadi dapat juga memonitor perubahan penyakit. Nadi yang normal akan berdenyut antara 60-80 kali per menit atau sama dengan empat kali per setiap respirasi (satu kali menarik dan satu kali keluarkan udara) (Sim Kie Jie). Denyutan nadi normal tak terlampau mengambang serta tak terlampau dalam, berdenyut tenang, bertenaga dan teratur. 
Nadi yg tidak normal di kenal dengan nadi patologis (nadi yang memanifestasikan ada satu penyakit). Penentuan penyakit melalui denyut nadi ini didasarkan pada tingkat kelajuan (kecepatan), kedalaman serta kekuatan denyutan. 

Berikut adalah pembagian penentuan penyakit berdasarkan denyut nadi : 

1. KELAJUAN NADI. 

Dibagi menjadi 2 jenis : 

a). Denyut nadi perlahan. 

Nadi yang berdenyut perlahan-lahan memberikan unsur air (sejuk) yang ada dalam tubuh. Dalam keadaan seperti itu nadi berdenyut lebih pelan dibanding dengan denyut nadi biasa (normal). Semakin pelan denyutannya berarti makin tinggi unsur air (sejuk) yang ada dalam tubuh. 

b). Denyut nadi cepat. 

Nadi yang berdenyut cepat memberikan unsur api (panas) yang ada dalam tubuh. Semakin cepat denyutan bermakna makin banyak unsur panas (api) yang ada dalam tubuh. 

2. KEDALAMAN NADI. 

a). Nadi Atas. 

Denyutannya dapat dirasa hanya dengan lewat tekanan yang ringan. Denyutan akan hilang bila kita menekan (pergelangan) terlalu kuat (dalam). Nadi atas memberikan tanda-tanda kekurangan tenaga pada ginjal. Tanda-tanda yang dapat muncul diantaranya : sakit kepala, bunyi berdengung/berdesing dalam telinga dan hotfluses (muka dan leher menjadi merah). Nadi atas juga menunjukan permasalahan dalam paru-paru. Situasi seperti itu umumnya ditandai dengan adanya batuk-batuk yang disebut gejala penyakit asma. 

b). Nadi Dalam. 

Denyutan nadi tak nampak dengan sentuhan ringan. Denyut nadi baru terasa sesudah memperoleh dorongan (tangan) yang keras. Nadi dalam menunjukan tanda-tanda seperti keletihan, diare, keputihan. 

3). KEKUATAN NADI. 

Denyut nadi pada tangan kanan dan kiri akan memberikan tanda-tanda pada organ tubuh yang berbeda. Tangan kanan memberikan tanda-tanda pada : limpa, perut, paru-paru serta ginjal kanan. Sedang denyut nadi kiri memberikan kelainan pada hati, jantung serta ginjal kiri. 
Berdasar pada kemampuan denyut nadi, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 

a). Nadi Kuat (penuh). 

Nadi seperti itu dapat dikenali dengan merasakan adanya denyutan pada ketiga jari yang kita tempelkan di bagian atas pergelangan tangan. Nadi kuat menunjukan ada kwalitas gelombang yang agresif dan kandungan unsur yang berlebihan. 

b). Nadi Lemah (kosaong). 

 Nadi yang lemah menunjukan tubuh kekurangan unsur. Dalam mempelajari perabaan nadi, tidak cuman perlu mempelajari teori yang lebih penting yaitu prakteknya. Tanpa ada praktik perabaan nadi, mustahil dapat dipelajari dengan baik atau bahkan juga tidak akan sukses sama sekali. Hal penting yang lain dalam lakukan perabaan nadi yaitu ada sensibilitas jari dan konsentrasi dari pemeriksa. 

Di bawah ini yaitu cara melakukan perabaan nadi : 

1. Sebelum dilakukan perabaan sebaiknya pasien disarankan untuk istirahat sebentar. 

2. Tangan pasien secara horisontal diletakan setinggi jantung dengan telapak tangan mengarah keatas. 

3. Gunakan 3 jari yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis untuk melakukan perabaan. Yang menyentuh nadi sebaiknya yaitu bagian ujung jari. 

4. Lakukan perabaan dengan menekankan jari melalui 3 kemampuan tekanan yakni : tekanan ringan, tekanan sedang serta tekanan kuat. 

Selama sistem pemeriksaan, napas pemeriksa mesti teratur, emosi dalam keadaan tenang, sikap baik serta berkonsentrasi penuh. 

 (disadur dari buku : menjadi dokter muslim karangan Dr. Indah S. Y serta Ust. Ahmad Su’udi.)
Sponsored Links
Loading...
loading...
SHARE
Sponsored Links
Loading...

admin

admin.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
Loading...
    Blogger Comment
    Facebook Comment
Loading...
Loading...
Loading...